Jumat, 02 September 2011

sumpit, Senjata Suku Dayak Yang Lebih Ditakuti Dari Peluru


PADA zaman penjajahan di Kalimantan dahulu kala, serdadu Belanda bersenjatakan senapan dengan teknologi mutakhir pada masanya, sementara prajurit Dayak umumnya hanya mengandalkan sumpit. Akan tetapi, serdadu Belanda ternyata jauh lebih takut terkena anak sumpit ketimbang prajurit Dayak diterjang peluru.
Penyebab yang membuat pihak penjajah gentar itu adalah anak sumpit yang beracun. Sebelum berangkat ke medan laga, prajurit Dayak mengolesi mata anak sumpit dengan getah pohon ipuh atau pohon iren. Dalam kesenyapan, mereka beraksi melepaskan anak sumpit yang disebut damak. "Makanya, tak heran penjajah Belanda bilang, menghadapi prajurit Dayak itu seperti melawan hantu," tutur Pembina Komunitas Tarantang Petak Belanga, Chendana Putra, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.



Tanpa tahu keberadaan lawannya, tiba-tiba saja satu per satu serdadu Belanda terkapar, membuat sisa rekannya yang masih hidup lari terbirit-birit. Kalaupun sempat membalas dengan tembakan, dampak timah panas ternyata jauh tak seimbang dengan dahsyatnya anak sumpit beracun. Tak sampai lima menit setelah tertancap anak sumpit pada bagian tubuh mana pun, para serdadu Belanda yang awalnya kejang-kajang akan tewas. Bahkan, bisa jadi dalam hitungan detik mereka sudah tak bernyawa. Sementara, jika prajurit Dayak tertembak dan bukan pada bagian yang penting, peluru tinggal dikeluarkan. 
Setelah dirawat beberapa minggu, mereka pun siap berperang kembali.
 
Penguasaan medan yang dimiliki prajurit Dayak sebagai warga setempat tentu amat mendukung pergerakan mereka di hutan rimba. "Karena itu, pengaruh penjajahan Belanda di Kalimantan umumnya umumnya hanya terkonsentrasi di kota-kota besar tapi tak menyentuh hingga pedalaman," Chendana. Tak hanya di medan pertempuran, sumpit tak kalah ampuhnya ketika digunakan untuk berburu. Hewan-hewan besar akan ambruk dalam waktu singkat. Rusa, biawak, atau babi hutan tak akan bisa lari jauh. "Apalagi, tupai, ayam hutan, atau monyet, lebih cepat lagi," katanya. Bagian tubuh yang terkena anak sumpit hanya perlu dibuang sedikit karena rasanya pahit. Uniknya, hewan tersebut aman jika dimakan. "Mereka yang mengonsumsi daging buruan tak akan sakit atau keracunan," kata Chendana. Baik hewan maupun manusia, setelah tertancap anak sumpit hanya bisa berlari sambil terkencing-kencing.
"Bukan sekadar istilah, dampak itu memang nyata secara harfiah. Orang atau binatang yang kena anak sumpit, biasanya kejang-kejang sambil mengeluarkan kotoran atau air seni sebelum tewas," tambah Chendana.

Sumber http://kabarpagimu.blogspot.com/2011/06/sumpit-senjata-suku-dayak-yang-lebih.html#ixzz1WrPLveR3

Jumat, 08 Juli 2011

Toleransi KW2

Toleransi adalah kata yang mengingikan adanya pengertian, toleransi bukan sekedar perkara rentang, kepada siapa, dimana, atau kapan,melainkan juga sebuah batas normatif sebuah masyarakat sebagai entitas sosiopolitik.

Kata yang sudah menjadi barang mahal dalam penerapannya tersebut sudah tidak memiliki ruang, atau masih ada tapi ruang lingkup, serta rentang jangkaunya kemakin sempit, semakin sedikit yang menyadari makna pentingnya. Terjangan tsunami fanatik sempit meluluhlantakan pola pikir anak bangsa, sehingga semakin sedikit yang bisa merasa namun semua merasa bisa, apalagi melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang.

Fanatismelah yang sekarang yang mengambil peranan, dengan membesarkan egoisme selalu merasa bisa mewujudkan keinginan sendiri atau kelompok, tanpa bisa menghargai keinginan orang lain atau kelompok lain ataupun lingkungan.
Entah apa yang menjadikan fanatik sempit menjadi trend dewasa ini yang memberangus kata toleransi menjadikannya sesuatu yang langka dan mahal, dan makin sedikit orang-orang yang plural. Padahal itulah yang menjadi alasan kita masih bersama.
Semua aspek mempengaruhinya, sehingga perlu semua orang juga untuk memeliharanya.

Jumat, 17 Juni 2011

membaca, menyehatkan, menguntungkan

Hanya dengan membaca satu buku atau sebuah koran perhari bisa bikin tubuh sehat sampai tua. Sebab membaca bisa menjaga kemampuan kognitif dan saraf agar tak menurun.

Seorang fisioterapi dari Germany's Society for Gerontology and Geriatrics, Manfred Gogol mengatakan bahwa membaca merangsang pertumbuhan sinaps, penghubung antar saraf. Membaca juga membuat daya imajinasi dan kreativitas seseorang terjaga.

"Hal ini jelas merupakan aset yang sangat berharga di saat tua. Apalagi kaum lansia memiliki berbagai masalah yang menyebabkan diri mereka sangat tergantung pada orang lain," ucap Gogol seperti dikutip dari situs indiavision.

Membaca juga bisa meningkatkan konsentrasi. Konsentrasi bisa mencegah kaum lansia dari kepikunan. Hal tersebut penting mengingat kaum lansia identik dengan kepikunan.

Gogol menyarankan agar seseorang mulai membaca tiap hari. Jika sebuah novel dirasa terlalu berat, pilih saja bacaan ringan seperti kumpulan cerpen atau bahkan sebuah koran. TRIBUNNEWS.COM

jadi.......
Bertambah lagi rahasia dan manfaat membaca, membaca merupakan paketinvestasi hemat berbonus banyak, dengan melakukannya kita tahu, dari tau akan mendorong kita melakukan sesuatu, dengan melakukan sesuatu tentu ada hasil yang didapat, hasil tersebut merupakan profit, ditambah bonus kepuasan yang didapat, kesehatan yang mengiringi, pengetahuan luas, pemikiran sehat, dsbnya-dsbnya.. jadi mulailah berinvestasi........

CERAMAH MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA, Ir JERO WACIK, SE

Hari kamis kemaren kami mendapat kunjungan dari menbudpar, pak Jero Wacik, dalam kunjungan tersebut beliau berkesempatan menjadi pembina pada apel pagi, dan kemudian dilanjutkan dengan memberikan ceramah.

Ceramah yang diberikan berjudul “Membangun karakter pribadi, untuk membangun bangsa”,yang diawali beliau dengan bercerita tentang pengalaman dan kisah2 motivasi, beliau mengawalinya dengan tanggapan terhadap dirinya yang dikenal sebagai menteri gaul, dengan senyum beliau mengatakan bahwa sebagai menbudpar memang harus gaul, harus banyak senyum, karena tujuan utama pariwisata adalah promosi.
Pak menteri bercerita bahwa semasa sekolah beliam merupakan sosok yang jenius, mendapatkan nilai 10 merupakan hal yang biasa, sampai2 pernah diminta menggantikan guru untuk untuk mengajar. Disamping sebagai orang yang pintar, beliau mengakui masa kecilnya berada dalam balutan kemiskinan yang hampir membuatnya putus asa untuk mewujudkan cita2nya, yaitu bersekolah di ITB (sekolahan Bung Karno), impian untuk merengkuh pendidikan di ITB diawali sebuah kisah “pada saat beliau masih berada pada sekolah dasar, pada saat itu presiden pertama mengadakan kunjungan ke Bali, dan pak menteri yang masih kecil ikut serta menyambut Presiden dan berkesempatan bersalaman dengan Bung Karno, yang juga mengusap2 kepala beliau sambil berkata, Belajar yang Benar ya.. (kira2 seperti itu)”. Kisah tersebut melatarbelakangi cita2 tinggi pak menteri dan mengantarkannya untuk mewujudkannya dan bermuara pada keberhasilan. Impian masuk ITBpun terwujud dengan tiga setengah tahun beliau berhasil menuntaskan study (jenius bukan), tentunya tiga setengah tahun itu dilalui dengan berdarah-darah, berbagai masalah terutama ekonomi menghimpit beliau, tetapi pak menteri berhasil membuktikan bahwa kemiskinan bukan alasan utuk tidak berhasil.

Dalam ceramah pak menteri menghimbau agar kita sebagai bangsa Indonesia, sebagai bangsa yang dikenal berbudaya menerapkan nilai2 luhur dalm kehidupan pribadi, yaitu dengan bertingkah laku selaras dengan norma, dan moral dasar bangsa, menghargai kebhinekaan dan mengamalkan Pancasila. Kesalahan generasi ini adalah kurangnya penghrgaan dan pemahaman terhadap dasar negara yang memiliki fungsi ganda sebagai penuntun kehidupan bangsa, coba pahami, resapi dan amalkan hal tersebut (Pancasila) sudah cukup untuk membuat hidup ini tentram sesuai harapan. Disamping itu beliau juga memaparkan 25 karakter yang mampu membentuk pribadi yang mantap sehingga mampu, membangun bangsa.
Secara khusus beliau menyinggung munculnya kelompok2 garis keras yang berusaha menggoyahkan keutuhan bangsa, yang sebenarnya hanya sebagian kecil dari kebhinekaan Indonesia, sehingga tugas kita sebagai tunas bangsa adalah meredam hal tersebut, menjadi penengah serta menjadi perekat dengan wawasan kebangsaan yang kita miliki, modrenisasi dan globalisasi merupakan tantangan yang kemudian harus kita hadapi dengan kearifan lokal. Pak menteri juga menghimbau barisan para pendidik bangsa, agar menanamkan semangat kebangsaan, disamping materi yang diberikan sehingga karakter tersebut tertanam bersamaan dalam proses pendidikan.
Dalam ceramah tersebut beliau hanya sedikit menyinggung tentang pariwisata, pak menteri hanya mengungkapkan bahwa pariwisata Indonesia tidakkalah malah potensi yang ada melebihi yang ada pada negara-negara lain, tinggal masalah pencitraan yang perlu dibenahi. Di akhir acara pak menteri juga menghimbau pengunaan produk lokal dalam keseharian kita, karena terbukti produk-produk lokal tidak kalah dengan produk luar.
Pesan-pesan dalam ceramah di atas merupakan ungkapan kepedulian dan tanggungjawab beliau untuk generasi muda indonesia, Pak Menteri berharap dengan pribadi yang kuat, pembangunan secara menyeluruh dapat dicapai, sehingga pencitraan yang negatif terhadap bangsa ini mampu ditepis. Selama ini memang banyak pihak yang memproyeksikan keadaan bangsa ini dengan berlebihan seakan-akan besok akan hancur, menampilkan kekacauan ke permukaan secara tidak seimbang, sehingga bangsa ini sepertinya akan bubar. Menurut kaca mata saya benar juga yang disampaikan oleh Pak Menteri, masih ada Indonesia, bangsa ini masih berbudaya, masih banyak hal2 baik yang tidak terekspos, tidak dimunculkan, hanya tersembunyi dibalik publikasi yang tidak berimbang.


Kamis, 16 Juni 2011

Naked TRAVELER


Naked traveler… buku ini adalah kisah yang membuat aku dan semua orang yang membacanya iri dengan apa yang dilakukan penulisnya. Bagaimana tidak, didalamnya bercerita pengalaman mbak Trinity menjelajah dunia.(catatan backpacker wanita keliling dunia)

Berkeliling eropa,asia,australia, amerika, indonesia dilakukan dengan gaya backpacker merupakan sesuatu yang luar biasa apalagi dilakukan seorang perempuan, karena selain keberanian juga dibutuhkan manajemen dan perencanaan yang mantap untuk bisa melakukannya, tentunya hal tersebut memberi inspirasi bagi yang menggemari traveling untuk terus berpetualang, ditambah lagi buku ini memuat tips ad trik, pengalaman lucu, perbandingan2 gokil yang terjadi selama perjalanan, terlebih kemampuan merangkai kata yang jujur yang menjadikannya recommended bagi para backpacker atau yang hobi traveling, atau bagi penggemar bacaan ringan namun bermanfaat (easy reading) selain itu dapat juga dijadikan panduan dalam menyusun trip selanjutnya.



Judulnya yang provokatif adalah alasan saya untuk membeli naked traveler pertama, pas dibaca….. ajib, lan langsung masuk daftar buku favorit yang selalu dinantikan kelanjutannya..

Setelah membandingkan, memang lebih menarik buku yang kedua (naked traveler 2) saya tidak mau menjelaskan bagian mana, karena memang buku ini merupakan kumpulan kisah lebih baik beli dan baca saja bukunya, dijamin anda tidak akan kecewa.

…….Pas lagi berburu di gramed matraman gk sengaja ketemu dengan naked traveler 3, tanpa pikir panjang bukunya langsung aku selamatkan, dan sihir penulis masih berlanjut, bukunya masih jujur dan gokil…..

......ternyata buku NT3 ini kena sensor dan ditarik dari peredaran, karena ada bagian kisah yang dianggap terlalu vulgar( baca jujur) untuk kemudian direvisi, beruntung aku masih dapat versi yang originil..


who is naked?
Trinity adalah pelopor penulis pop tentang perjalanan. menurutnya travel writing bukan berisi hal-hal yang indah2 saja, traveling bukan hanya hal yang enak dan nyaman, suatu tempat tidak selalu indah dan bagus. rumusnya adalah semakin susah suatu tempat dicapai dan semakin jarang orang kesana, maka semakin bagus alamnya.
pengalamannya menjelajah dunia selama lebih dari dua dekade dan kepiawaiannya sudah tidak diragukan lagi. sampai saat ini ia sudah mengunjungi hampir semua provinsi di Indonesia dan 42 negara, namun bagaimanapun ia tetap berpendapat indonesia yang terbaik.

Rabu, 15 Juni 2011

SEJARAH KABUPATEN LAMANDAU

Kabupaten Lamandau merupakan bekas wilayah Kawedanan Bulik yang terditi dari Kecamatan Bulik, Kecamatan Lamandau dan Kecamatan Delang. Pembentukan Kabupaten Lamandau diawali dengan pertemuan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat dengan seluruh Camat serta Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pemuda se-Kabupaten Kotawaringin Barat di Aula Kantor Bupati Kabupaten Kotawaringin Barat pada tanggal 10 Nopember 1999 yaitu dalam rangka Sosialisasi tentang rencana Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat memekarkan Kabupaten Kotawaringin Barat menjadi 2 (dua) sedangkan yang menjadi utusan dari Kecamatan Bulik, Lamandau dan Kecamatan Delang adalah :

1) Kecamatan Bulik :

a) NUBARI B. PUNU. BA. (Camat Bulik)

b) H. ARSYADI MADIAH (Tokoh Pemuda)

c) DARMAWI JUWAHIR (Tokoh Masyarakat)

2) Kecamatan Delang

Untuk Kecamatan Delang diwakili oleh Drs. KARDINAL selaku Camat Delang.

3) Kecamatan Lamandau

Untuk Kecamatan Lamandau tidak ada utusan dan secara kebetulan Camat Lamandau yaitu SILAS KADONGKOK, BA, berhalangan / tugas keluar Daerah.

Pada pertemuan tersebut dijelaskan tentang rencana Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat untuk meningkatkan status daerah Pembantu Bupati Sukamara menjadi Kabupaten Sukamara, sehingga Kabupaten Kotawaringgin Barat dengan Ibukotanya tetap Pangkalan Bun dan Kabupaten Sukamara dengan Ibukotanya Sukamara, pada saat itu juga dijelaskan bahwa wilayah Kabupaten Sukamara meliputi seluruh wilayah Kecamatan Sukamara, Kecamatan Jelai, Kecamtan Balai Riam kemudian termasuk wilayah Kecamatan Bulik, Kecamatan Lamandau, dan Kecamatan Delang sebelah kiri sungai Lamandau dan sungai Batangkawa. Mencermati kebijakan tersebut, utusan dari Kecamatan Bulik dan Kecamatan Delang mengambil sikap tidak bersedia menandatangani/menolak kebijakan yang di sosialisasikan oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat tersebut.

Sekembalinya dari pertemuan tersebut, pada tanggal 11 Nopember 1999 oleh Utusan Masyarakat Bulik hasil pertemuan tersebut diinformasikan kepada para Tokoh masyarakat yang ada di Nanga Bulik yaitu kepada Bapak Tedan Usith, Bapak H. Muchlisin dkk, termasuk kepada salah seorang Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat yang mewakili Kecamatan Bulik yaitu saudara TOMMY HERMAL IBRAHIM, secara kebetulan pada saat itu berada di Nanga Bulik, setelah mendengar penjelasan dari Bapak H. ARSYADI MADIAH dan Bapak THEDAN USITH, maka melalui Bapak H. Arsyadi Madiah dan Bapak Thedan Usith Saudara Tommy Hermal Ibrahim berpesan kepada Bapak Camat Bulik supaya dalam waktu singkat segera mengundang seluruh Kepala Desa se Kecamatan Bulik dan membuat pernyataan sikap “menolak bergabung dengan Kabupaten Sukamara dan mengusulkan pembentukan Kabupaten sendiri yaitu Kabupaten Lamandau”. Menyikapi hal tersebut di atas para tokoh masyarakat yang ada di Nanga Bulik secara intensif melakukan musyawarah serta mengambil langkah dalam rangka mempersatukan Visi dan Misi tentang rencana pembentukan Kabupaten sendiri yaitu Kabupaten Lamandau.

Sebagai tindak lanjut dari rencana tersebut atas inisiatif bersama, maka pada tanggal 20 November 1999 para Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Agama, yang berada di Nanga Bulik, serta para unsur Muspika Kecamatan Bulik dan Saudara Tommy Hermal Ibrahim melakukan musyawarah sekaligus jejak pendapat yang di prakarsai oleh Bapak H. Muchlisin, Bapak Thedan Usith, Bapak Darmawi Juwahir, Bapak H. Aryadi Madiah dan Bapak Andreas Nahan, S.IP di Aula kantor Camat Bulik. Pada jejak pendapat tersebut akhirnya menghasilkan 97,36 % menginginkan pembentukan kabupaten sendiri yaitu Kabupaten Lamandau dan Nanga Bulik sebagai Ibukotanya.

Dalam musyawarah tersebut juga telah dihasilkan beberapa kesepakatan antara lain :

1. Untuk menghimpun, mengolah, serta memperjuangkan aspirasi masyarakat berkaitan dengan rencana Pembentukan Kabupaten Lamandau tersebut, maka perlu membentuk sebuah wadah perjuangan yaitu Forum Komunikasi Masyarakat Pedalaman Bulik, Lamandau dan Delang ( FKMP – BULANG ) di masing – masing Kecamatan sebagai cabang, sedangkan Pengurus Pusat berada di Pangkalan Bun dengan alasan untuk mempermudah komunikasi dengan Masyarakat di Daerah dengan tokoh Masyarakat di perantauan. Untuk cabang Kecamatan Bulik ditunjuk sebagai Ketua adalah Bapak H. Muchlisin dan Saudara Andreas Nahan, S.IP sebagai Sekretaris, sedangkan sebagai perwakilan Kecamatan Lamandau yaitu Saudara Drs. Frans Evendi dan Kecamatan Delang yaitu Saudara Imanuel Gerzon.

2. Memberi mandat kepada Pengurus Pusat FKMP-BULANG untuk membentuk Panitia Pelaksana Musyawarah Bersama dalam rangka pembentukan Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Lamandau.

Sebagai tindak lanjut dari hasil rapat tersebut Pengurus pusat FKMP-BULANG segera melaksanakan rapat pembentukan Panitia Pelaksanaan, rapat dilaksanakan di rumah Saudara Hasburrahman / Roman sebanyak dua kali, pada rapat yang kedua barulah Panitia Pelaksanaan terbentuk dengan ketua Bapak Mozes Pause, SH dan Tommy Hermal Ibrahim sebagai sekretaris.

Dipihak lain Masyarakat pedalaman yang berasal dari Kecamatan Bulik, Lamandau dan Delang yang berada di perantauan khususnya di Palangka Raya melakukan langkah-langkah konkrit dalam mencermati Rencana Pemekaran Kabupaten Lamandau dengan membuat study kualitatif, yang diprakarsai oleh Drs. Nahson Taway, Drs. Iba Tahan, MS, Ir. Farintis Sulaiman dan Charles Rakam, S.Pd dan Pembuatan study kualitatif Pembentukan Kabupaten Lamandau ini telah dibicarakan dalam Pertemuan Kerukunan Tamuai Kotawaringin Barat di Palangka Raya tanggal 7 November 1999 untuk selanjutnya dapat di sosialisasikan kepada masyarakat di Kecamatan Bulik, Kecamatan Lamandau dan Kecamatan Delang untuk diusulkan kepada Pemerintah melalui Pemerintahan Kabupaten Kotawaringin Barat tentang penggabungan Kecamatan Bulik, Lamandau dan Delang

Pada tanggal 10 Nopember 1999, atas Prakarsa Drs. Nahson Taway, para tokoh masyarakat yang berasal dari Kecamatan Bulik, Kecamatan Lamandau dan Kecamatan Delang, mengadakan pertemuan di Pangkalan Bun dengan Keputusan mengusulkan melalui Surat kepada DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat, DPRD Provinsi Kalimantan Tengah dan Gubernur Kalimantan Tengah agar Wilayah bekas Kewedanaan Nanga Bulik ( Kecamatan Bulik, Kecamatan Lamandau dan Kecamatan Delang ) disatukan Menjadi “ KABUPATEN LAMANDAU ” dengan Lampiran Study kualitatif yang ditulis oleh keempat penulis tersebut diatas.

Surat Usulan tersebut di tandatangani oleh 8 ( delapan ) orang atas nama Masyarakat Pedalaman yaitu:

- CS. Phaing

- Drs. Nahson Taway

- Drs. Don F. Ringkin

- Harigano Ringkas

- Musringin

- Sama Dj. Mamud

- Helkia Penyang

- Tommy Hermal Ibrahim

Pada tanggal 17 Nopember 1999, Drs. Iba Tahan, MS, Inte Sartono, SH, Markos Dj. Mamud, S.Hut, Charles Rakam, S.Pd, melakukan ekspose melalui SKH Kalteng Pos untuk menjelaskan keinginan masyarakat Pedalaman Kotawaringin Barat menyatukan Kecamatan Bulik, Lamandau dan Delang dalam Kabupaten Lamandau. ( SKH Kalteng Pos tanggal 18 Nopember 1999, halaman 2 ).

Pada tanggal 4 Desember 1999 melalui juru bicara yaitu bapak H. Muchlisin pada Kunjungan Penjabat Bupati Kabupaten Kotawaringin Barat Bapak Drs. Matlim Alang menyampaikan pernyataan sikap yang intinya menyatakan menolak bergabung dengan Kotawaringin Barat dan Kabupaten Sukamara hasil pemekaran serta mendukung sepenuhnya rencana Pembentukan Kabupaten Lamandau yang terdiri dari Kecamatan Bulik, Kecamatan Lamandau dan Kecamatan Delang.

Pada tanggal 6 Januari 2000 ketika kunjungan penjabat Gubernur Kalimantan Tengah yaitu Bapak Rapiudin Hamarung, masyarakat Kecamatan Bulik, Lamandau dan Delang kembali menyampaikan pernyataan sikap secara tegas agar ketiga Kecamatan tersebut dimekarkan menjadi Kabupaten Lamandau.

Tanggal 8 Juli 2000 atas prakarsa dari Forum Komunikasi Masyarakat Pedalaman Bulik, Lamandau dan Delang ( FKMP-BULANG ) dilaksanakan Musyawarah Besar masyarakat Kecamatan Bulik, Lamandau dan Delang di Nanga Bulik, dalam rangka menyamakan Visi dan Misi pembentukan Kabupaten Lamandau ( P3KL ) setelah dilakukan Pemilhan Secara Demokratis maka terpilihlah Bapak Mozes Pause, SH sebagai Ketua Umum dan Bapak Tommy Hermal Ibrahim sebagai sekretaris umum. Kemudian melalui Rapat Kerja P3KL maka disusunlah proposal Rencana Pembentukan Kabupaten Lamandau sebagai bahan ekspose di depan team Independen Labsos Fisip UI di Hotel Wisata Jakarta tanggal 15 Oktober 2001.

Pada saat ekpose tersebut selain Bupati dan Ketua DPRD Kotawaringin Barat turut hadir anggota DPRD Propinsi Kalimantan Tengah yaitu :

- Bapak San Marwan

- Bapak Ir. Kemal Maseri

Kemudian dari Kabupaten Kotawaringin Barat turut hadir :

- Bapak Drs. Daud Juanda ( Ass I Kab. Kotawaringin Barat )

- Bapak Drs. Wahyudi, M.Si

Sedangkan Utusan dari P3KL yaitu :

- Bapak Mozes Pause, SH.

- Bapak Tommy Hermal Ibrahim

- Bapak Andreas Nahan, S.IP

- Bapak H. Arsyadi Madiah

- Bapak H. Burhan

- Bapak Drs. Frans Evendi

Kemudian hasil ekspose di Jakarta tersebut disosialisasikan kepada masyarakat Kecamatan Bulik, Kecamatan Lamandau dan Kecamatan Delang pada tanggal 5 Februari 2002 di Nanga Bulik.

Pengesahan Undang-undang Nomor 5 tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah di Jakarta dihadiri oleh P3KL terdiri dari :

- Drs. Iba Tahan, MS

- H. Arsyadi Madiah

- Idar Y. Kunum

- H. Burhan

- Ibramsyah Ambram

- Darmawi Juwahir

- Syubandi. HM.

- Vincentius Huang

- Drs. Frans Evendi

- Imanuel Gerzon

- Luyen. K

- Evendi Buhing

Acara pelantikan Bapak Drs. Regol Cikar sebagai Penjabat Bupati Lamandau oleh Gubernur Kalimantan Tengah atas nama Menteri Dalam Negeri di depan sidang Paripurna DPRD Propinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya pada tanggal 8 Juli 2002.

Tanggal 12 Juli 2002 aktifitas Kantor Bupati yang beralamat di Jln. Tjilik Riwut No. 10 Nanga Bulik ( Eks Kantor Camat Bulik ) mulai dibuka dengan jumlah personil pelaksana sebanyak 5 ( lima ) orang atas dasar instruksi Penjabat Bupati Lamandau. Adapun kelima orang tersebut adalah :

- Andreas Nahan, S.IP

- Ganti P. Kanisa, SSTP

- H. Arsyadi Madiah

- Abdul Rasyid. S

- Cahyano

Sebagai ungkapan rasa syukur atas Rahmat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, pada tanggal 3 Agustus 2002 masyarakat Kecamatan Bulik, Lamandau dan Delang melaksanakan Acara Syukuran atas terbentuknya Kabupaten Lamandau yang dipusatkan di Bundaran Bukit Hibul yang merupakan Rencana Areal Perkantoran Pemda Kabupaten Lamandau. Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Gubernur Kalimantan Tengah ( Bapak Drs. Nahson Taway ), Biro Tata Praja Setda Propinsi Kalimantan Tengah, Bupati Kotawaringin Barat.

Dalam acara syukuran tersebut dilakukan Peletakan Prasasti Kabupaten Lamandau oleh Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, atas nama Menteri Dalam Negeri, sekaligus penyerahan Hibah Lahan Perkantoran dari Masyarakat Nanga Bulik oleh Bapak Muchtar Dahni, dkk atas nama masyarakat Nanga Bulik.

Demikian riwayat singkat pembentukan Kabupaten Lamandau yang dapat kami sampaikan. Kami menyadari bahwa Riwayat Singkat Pembentukan Kabupaten Lamandau yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu bukan unsur kesengajaan untuk mengaburkan fakta sejarah. Untuk kesempurnaan Sejarah Pembentukan Kabupaten Lamandau kedepan, perlu penyusunan yang lebih detail dengan melibatkan seluruh pelaku sejarah.

Senin, 13 Juni 2011

Umbut Kelapa Makanan Khas Dayak

KA­LI­MAN­TAN Te­ngah (Kal­teng) ka­ya de­ngan sum­ber ba­han pa­ngan yang ji­ka di­op­ti­mal­kan a­kan meng­ang­kat daerah ini dalam konteks nasional. Salah satunya umbut kelapa yang disayur. Ba­gi sebagian orang, masakan daerah tersebut kolot dan tidak prak­tis... Tetapi Anda jangan bi­lang kolot sebelum merasakan ke­nikmatan sayur yang satu ini.
Sayur umbut kelapa terbuat da­ri serabut pucuk pohon ke­la­pa yang lembek. Makanan khas suku Dayak Ngaju ini le­bih enak dimakan dengan opor da­ging sapi atau ayam, dan sam­bal goreng kacang pu­tih atau kacang tolo. Sebagai pe­leng­kapnya sambal terasi atau sam­bal mangga muda. So­al rasa, tidak kalah dengan ma­kanan modern. Apalagi, jika ki­ta pintar memasaknya.

Pengamat kuliner di Kaliman­tan Tengah, Jusuf Kawaru, yang juga aktif di Perhimpunan Ho­tel dan Restauran Indonesia (PH­RI) mengatakan, khasanah ku­liner Kalteng harus tetap di­­jaga cita rasa dan pe­nampilan­nya.  Termasuk juga dalam hal pelestarian jenis masakan dari umbut kelapa dan rotan, yang menjadi ciri ter­sendiri dari Bu­mi Tambun Bungai.
Sementara itu, Ketua Tim Peng­gerak PKK Kapuas Aliyah Ma­wardi mengungkapkan ke­gundahannya karena para ibu rumah tangga tidak lagi me­nyajikan khasanah kuliner khas Kalteng kepada keluarga mereka.
Akibatnya, generasi muda Kal­teng banyak yang tidak me­ngenal ciri khas makanan dae­rah asalnya. Ia berharap pa­ra ibu rumah tangga kembali me­nyajikan masakan daerah un­tuk hidangan keluarga. Untuk itu, ia membeberkan resep pem­buatan gulai umbut kelapa.
Bahan yang dibutuhkan : 1 kg umbut kelapa iris tipis, 1/2 kg tulang iga sapi atau ayam, potong dan bersihkan, 1 iris labu ku­ning, potong setebal 2 cm.
Bumbu : 2 gelas santan kental dan 6 gelas santan cair, 1 ru­as kunyit, laos dan serai, 3 lem­bar daun salam, 1 sendok teh ketumbar, sedikit terasi dan garam. Kemudian, 6 siung ba­wang merah dan 2 siung ba­wang putih
Cara membuat : rebus tulang iga sapi sampai agak ma­tang, lalu masukkan umbut, dan labu kuning. Haluskan se­mua bumbu kecuali daun sa­lam, laos, dan serai. Masukkan bumbu k edalam wajan umbut yang sedang direbus. Biarkan ma­tang dan meresap. Siap dihi­dangkan.

Senin, 06 Juni 2011

TOKYO UNDERWORD



Buku ini merupakan kisah nyata tentang seorang Amerika-Italia yang bernama Nicola Zapetti, mantan Tentara Pendudukan Amerika Serikat.
dalam biografi ini kehidupan kelamnya diawali dengan menjadi seorang pegulat, perampok berlian amatir, pebisnis rumah makan (Pizza Nicola), hingga menjadi seorang bos mafia di Tokyo. Percampuran antara Masa lalunya yang keras, gemblengan militer yang pernah dikecapnya, menjadikan pria ini dapat bertahan dalam segala kondisi, hingga akhirnya Yakuza meneruskan bakat dasar yang dimiliki Nick. Dia mengenal sejumlah nama: Yoshio Kodama, Kakuei Tanaka, Kiichi Miyazawa, Dwight Eisenhower, Richard M. Nixon, Ronald Reagan, George Bush, Raja Faisal, Kim Il Sung, Soekarno, Rockefeller, Henry Ford, Presscot Bush, Alan Shepard, Donald Trump, dan setumpuk nama lainnya dari beragam kalangan: CIA, KGB, M16, G-2, Toyota, Coca-Cola, Motorola, Honda, hakim, jaksa, pengacara, senator, politisi, pebisnis, selebriti, hingga media.

Dengan mengikuti kehidupan dari nicola zapetti ini, kita akan mengetahui bagaimana sebuah negara yang hancur, bisa dengan cepat mengalami kebangkitan ekonomi dan bagaimana dunia mafia sangat berperan dalam prosesnya tersebut, mulai dari pasar gelap yang menjual beraneka ragam produk, jaringan narkoba, prostitusi, judi, hingga kasus-kasus besar yang menyeret banyak nama dari berbagai kalangan, politisi, penegak hukum, pelaku bisnis, selebritis, dan lain sebagainya. Bisa Anda bayangkan bagaimana peran seorang bandit Amerika yang sering keluar masuk penjara tetapi mampu berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah Jepang sehingga berdampak terhadap perubahan demokrasi, ekonomi dan sekaligus kejahatan sebuah negara.
Buku ini akan mengajarkan banyak hal kepada Anda, terutama tentang kehidupan para gangster, penguasa korup, pengusaha licik dan tukang suap bisa hidup berdampingan yang selama ini misterius dan tidak terungkap. Sepak terjang mereka dikupas tuntas dalam buku ini, sehingga Anda bisa mengambil hikmah dari kejadian tersebut.
Yang lebih menarik adalah hubungan yang terjalin antara Nikola Zapetti ini dengan dengan Presiden pertama kita, dimana Soekarno dikatakan sering berkunjung ke jepang dan berhubungan dengan salah satu mafia yang berpengaruh ini.
“ Sebuah sudut pandang yang sangat menarik dari orang-orang yang mengagumkan yang menunjukkan bagaimana demokrasi dan kejahatan berkembang dengan saling bergandengan tangan di Jepang”.

Selasa, 31 Mei 2011

Ceritalah Indonesia, @Karim Raslan

Setelah membaca bukunya, yang merupakan kumpulan esai-esai tentang Indonesia, didapati sudut pandang yang berbeda tentang indonesia, bagaimana dia memandang suatu topik dari sudut netralnya sebagai penulis, dan bagaimana dia memandang indonesia dengan posisinya sebagai warga negara malaysia, menimbulkan cerita baru menimbulkan pro dan kontra serta menambah luas pandangan kita terutama mengenai hubungan Indonesia-Malaysia, dalam bukunya yang mengulas mengenai Indonesia pasca Suharto terutama persoalan ekonomi politik. seni, budaya, social serta sejarah, kemudian Pada esai Politik-Ekonomi menulis tentang pertarungan Islam Liberal dan Islam Literal, Pelacur dan Ulama di Indonesia: sebuah Pelajaran tentang Pencerahan Iman hingga Bank Century dan Dosa-Dosa Kelalaian, Sementara dalam esai sejarah dan budaya, Karim Raslan menulis tema besar berjudul Hubungan Dua Negara yang diisi dengan beberapa sub tema seperti Hikayat Dua Bangsa Melayu, Mereka Hanya Mau MyKad, Melihat Lebih Jauh dari Ambalat, Gus Dur Versi Malaysia? dan Konflik Malaysia-Indonesia, bisa dibilang telah mewakili sejarah perjalanan negeri ini, yang menarik adalah pendekatan yang dilakukannya dalam menggali informasi tergolong unik, yaitu dengan menggunakan metode “ceritalah” yang merupakan budaya masyarakat melayu dalam melakukan iteraksi antar individu, dengan menciptakan suasana santai dan kekeluargaan saling bertukar cerita sampai pada hal-hal yang sangat personal.
Sebagai orang malaysia Karim Raslan memiliki ikatan emosional dengan Indonesia karena tidak bisa dipungkiri kedua negara ini begitu sama, begitu terkait dalam banyak hal (bahasa,budaya,agama makanan dan selera humor) sehingga secara jujur Karim Raslan mengatakan Indonesia sekarang jauh lebih terbuka, demokratis dan ekspresi publik yang besar sementara Malaysia masih sangat feudal. Pandangannya tersebut membuatnya yakin Indonesia berpotensi menjadi Raksasa Asia Tenggara.

Ada cerita baru yang saya dapat dari buku ini, yang merupakan awal konfrontasi Indonesia-Malaysia, bahwa sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, sudah terjalin hubungan antar pejuang Indonesia yang melawan penjajahan Belanda dan pejuang Malaysia yang menentang penjajahan inggris, mereka sepakat memerdekakan wilayah jajahan Hindia Belanda dan wilayah jajahan Inggris di Malaya (wilayah rumpun bangsa Melayu). Namun indonesia tidak menepati janjinya untuk memproklamasikan kemerdekaannya secara serentak dari penjajah, sehingga Malaysia harus merdeka pada 1957 setelah Inggris memberinya kemerdekaan, sehingga Malaysia menganggap tindakan yang dilakukan Indonesia merupakan tindakan yang meninggalkan kawan, sedangkan pihak Indonesia memberi alasan bahwa jika Indonesia ikut campur dalam persoalan Malaysia, maka Indonesia akan berhadapan langsung dengan dua penjajah; Inggris dan Belanda. Bagi Indonesia lebih baik memusatkan kekuatan untuk berhadapan dengan Belanda yang merupakan negara mini di Eropa daripada harus berhadapan juga dengan Inggris yang waktu itu merupakan negara pemenang perang duniaII.

buku ini sangat menarik dan mutakhir, tidak rugi untuk dimiliki

Kamis, 26 Mei 2011

IPDN RAIH JUARA UMUM PADA OLYMPIADE PERGURUAN TINGGI KEDINASAN 2011


Add caption
Add caption
(Jatinangor, 21 Mei 2011) Untuk ketiga kalinya Institut Pemerintahan Dalam Negri (IPDN) kembali meraih predikat juara Umum Kegiatan Peningkatan Kreativitas Seni dan Olahraga Pendidikan Tinggi tahun 2011 yang dii

kuti 13 sekolah kedinasan se Indonesia yaitu STIP, STAN, STPN, STSN, STP, AKIP, AMG, STTD, STKS, STTN, STIA-LAN, ATK selama 2 hari mulai tanggal 21 sd. 22 Mei 2011 bertempat di Kampus IPDN Jatinangor. Acara dibuka oleh Rektor IPDN Prof. Dr. H. I. Nyoman Sumaryadi, M.Si dan dihadiri undangan serta perwakilan dari masing-masing peserta yang mengikuti kegiatan tersebut.

Rektor IPDN Prof. Dr. H. I. Nyoman Sumaryadi, M.Si pada sambutan pembukaanya mengatakan bahwa beliau sangat mengapresiasi terhadap kegiatan ini, sehingga kegiatan peningkatan kreatifitas seni dan olahraga pendidikan tinggi tahun 2011 bertujuan : Pertama, dapat membangun hubungan kerjasama dan persaudaraan antar sesama mahasiswa pendidikan tinggi kedinasan se indonesia; Kedua, mampu mensinergikan apresiasi masyarakat kampus terhadap olahraga sehingga terbina kreatifitas, kebugaran, disiplin, dan sporifitas yang tinggi;Ketiga, sebagai bahan evaluasi dan sebagai alat tolak ukur hasil pembinaan kegiatan ekstrakulikuler di lingkungan kampus masing-masing; dan Keempat, dapat membantu program pemerintahan dalam memasyarakatan olahraga dan mengolahragakan masyarakat di lingkungan kampus.
Selanjutnya rektor menambahkan bahwa para peserta pendidik seyogyanya tidak hanya berperan sebagai pihak yang disiapkan tetapi harus mampu memposisikan dirinya menjadi pihak yang mempersiapkan diri.. Sehingga pada gilirannya diharapkan tercipta kolerasi yang selaras antara link and match dengan kompetensi sumber daya (life skill) yang ada. Atas pemikiran tersebut , kami menyambut baik dengan keputusan rapat kerja forum mahasiswa kedinasan indonesia, sehingga institut pemerintahan dalam negeri di beri kepercayaan dan di tetapkan sebagai tuan rumah penyelenggara peningkatan kreatifitas seni dan olahraga pendidikan tinggi tahun 2011, urainya.
Pada akhir sambutan, Rektor mengharapkan beberapa hal terkait dengan kegiatan peningkatan kreatifitas seni dan olahraga pendidikan tinggi yaitu : Pertama, dapat mempererat dan menjalin hubungan baik antar peserta didik pendidikan tinggi kedinasan melalui kegiatan olahraga; Kedua, dapat menggali minat dan bakat para peserta didik khususnya di bidang olahraga; Ketiga, mampu memotivasi peserta didik dalam rangka meningkatkan potensi diri khususnya di bidang olahraga; dan Keempat, sebagai wahana peserta didik dalam meraih prestasi di bidang olahraga dan pengelolaan perlombaan di bidang olahraga.

Cabang olah raga yang dipertandingkan sebanyak 11cabang olah raga antara lain : atletik, renang, bola voli, bola basket, futsal, bulutangkis, tenis meja, bilyar, catur, tenis lapangan dan panjat tebing. Dari cabang olahraga yang dipertandingkan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut : Tim IPDN meraih perolehan medali 15 emas, 10 perak dan peruggu, disusul oleh Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dengan mengumpulkan 6 emas dan 3 perunggu. Hasil selengkapnya terlampir disini.
Rektor IPDN prof Dr. HI Nyoman Sumaryadi, mengaku bangga atas prestasi yang di torehkan oleh peserta didik perwakilan praja IPDN dengan berhasil menjuarai ajang tersebut secara berturut turut. “ini sebuah prestasi yang membanggakan dan sekalius menjadi juara bertahan, semoga prestasi ini dapat mempengaruhi juga terhadap motivasi belajar praja di bidang pendidikan lainnya, “ujarnya. Beliau juga berharap dengan adanya kegiatan yang digelar setiap tahunnya ini menjadi motivasi bagi mahasiswa kedinasan untuk lebih meningkatkan budaya berolahraga dan prestasi dan juga tolak ukur sekaligus evaluasi hasil pembinaan olahraga di Perguruan Tinggi Kedinasan,” terangnya. Di gelarnya Olimpiade tahunan ini dipandang penting dan positif sebagai implementasi dari upaya peningkatan daya pikir, keterampilan, persahabatan dan jiwa sportivitas, selain menjadi tolak ukur keberhasilan program pembinaan Ekstrakurikuler khususnya dalam bidang pembinaan olahraga di kampus masing-masing.

Kegiatan peningkatan kreativitas seni dan olah raga pendidikan tinggi kedinasan menjadi agenda tahunan Forum Mahasiswa Kedinasan Indonesia (FMKI) yakni organisasi bagi mahasiswa kdinasan se Indonesia. Sejak 2 tahun yang lalu kegiatan ini di gelar di STIP dan STAN Jakarta, dan untuk yang ketiga kalinnya ini sesuai hasil muyawarah dilangsungkan di kampus IPDN Jatinangor ini.

Selasa, 24 Mei 2011

KESEDERHANAAN YANG MEWAH
Tersimpan di balik deskripsi,tersembunyi di balik kabut yang tebal menguatkan arti kata sebuah penasaran. Bersikap biasa, berbicara biasa, menatap biasa, berdandan biasa, memuji dengan cara yang biasa, menjadikan buaian kata biasa yang terakumulasi berubah menjadi kata luar biasa. Luar biasa untuk memiliki sebuah kesederhanaan, ditengah keramaian, diantara glamournya pesta, membuatnya menonjol dan mendapat perhatian walaupun tanpa mencari perhatian.
Sikap apa adanya melambangkan kejujuran, pancaran diri yang mencerminkan isi hati tanpa kepura-puraan. Entah mahluk itu sadar atau tidak, dia telah menorehkan prestasi yang memaksa buah pikiranku memberikan prestise padanya.

Berani, tampil beda, unik, langka, itulah trendnya, yang menjadi tipping dalam diri individu tersebut.

Rangkaian kata yang terucap terungkap polos, saat telingaku memberi respon terasa pas, tidak ada yang berlebihan, mungkin bagi orang lain itu kekurangan namun dari sudut aku memandang itu adalah kelebihan, namun terkadang emosimu sulit diprediksi, membuat setiap tindakan dilakukan dengan hati-hati, terkadang ada juga senyum terpaksa yang kau tampilkan.

Saat ku melihat, melakukan penilaian, menditeksi setiap reaksi, keingian untuk memperhatikan itu muncul dan muncul lagi, aku memandang, menatap dan membayangkan, hmmm…. Tidak berubah.
Sebuah pribadi yang jarang aku dapatkan , terpatri pada pribadi yang tergolong baru ku kenal… mungkin itu juga penyebab dangkalnya hasil yang ku dapat, mungkin masih dalam palung pribadimu.

BAHASA DUNIA

BahasaDUNIA

Pengantar
Manusia hampir tak pernah memanfaatkan kemerdekaan yang mereka miliki, yaitu kemerdekaan berpikir dan bertindak. Sebagai gantinya mereka selalu menuntut kemerdekaan untuk berbicara. Mereka menganggap dengan berbicara mereka akan memenangkan pertarungan… tidak…., sebenarnya mereka baru saja mengobarkan perang pembuktian yang diwarnai pergelutan tindakan, yang pemenangnya diperoleh tergantung dengan kegigihan (pembuktian untuk apa saja), karena yang telah keluar dari mulut tidak berarti apa-apa tanpa sebuah tindakan.
Berbicara memang menjadi trend serta ukuran dewasa ini, retorika yang sangat disukai pendengar, yang penuh dengan metafora menjadi candu, membingungkan, mengecoh kita pada keabu-abuan.
Rayuan yang komprehensif mengabaikan tindakan serta ketulusan seseorang, menggadaikan rasa percaya yang sesungguhnya. Saat ungkapan itu terucap secara spontan komitmen dibuat, entah oleh yang satu atau yang satunya lagi, yang kemudian mempengaruhi pikiran mahluk untuk konsisten pada komitmen itu, seringkali memaksakan diri, kemudian memberangus kemerdekaan untuk menentukan pilihan yang sebenarnya (bisa dibilang terperangkap dalam teori).
Banyak yang tersingkir menghadapi fenomena ini, hanya karena mereka tidak berkata, tidak mampu menjadi komunikator yang baik sehingga feedback dari komunikan menjadi negatif terdesak oleh hambatan-hambatan….

Bahasa itu…
Padahal ada sebuah media, bahasa yang sudah lama ditinggalkan peradapan ini, …jiwa dunia.. yang sekarang ingin kupahami, sedang kucari maknanya.

1. “Kalau seseorang sunguh-sungguh menginginkan sesuatu seisi jagat raya bahu membahu membantu orang itu mewujudkan impiannya”
Namun sudah sedikit yang percaya hal itu, berangsur punah bersama perjalanan waktu. Hmmmmm….. Konsep yang sangat sulit dipahami ini akan ku analogikan dengan sub-makna yang lebih mungkin untuk dipahami.

Cobalah masuk ke dalam pusaran ini: Saat jiwa bergolak di dalam diri, ketika mata saling menatap, memperhatikan, sebuah kesadaran yang paling penting dari bahasa yang ada di seisi dunia ini, bahasa yang sebenarnya bisa dipahami siapapun di muka bumi, di hati mereka, bahasa yang lebih tua daripada manusia, lebih kuno dari pikiran serta logika, yang menjadi penyebab kita Tuhan ciptakan, sesuatu yang meletupkan daya yang sama manakala dua pasang mata beradu pandang. YUPZ… seringkali kita menyadari arti yang ada hanya dengan beradu pandang, sorot mata yang terekam memberikan arti yang sudah kita pahami, sudah tau jawabannya, hanyasaja kita sekarang tidak lagi peka dengan pertanda-pertanda itu, pertanda-pertanda yang maktub Yang selalu terjadi pada episode-episode kehidupan, dimana dia selalu mengetuk namun jarang pintu itu dibukakan baginya.
Itulah pertanda-pertanda yang sering kita lupakan dimakan keegoisan, status, latar belakang, derajat, kemapanan, kontingen, suku, pulau, serta gengsi yang sempit, sehingga diabaikan dan bahasa itu tidak lagi berarti apa-apa.
CINTA (yang merupakan sub-makna dari bahasa dunia, yang masih cukup relefan dengan masa ini)….. terlalu sempit kita memaknainya belakangan ini, dimana kita terlalu egois memberikan arti, padahal kita tidak tahu, berabat-abat yang lalu arti kata itu berbeda(lebih luas) daripada apa yang kita maknai sekarang, Kata itu selaras dengan sebuah penciptaan kehidupan, dengan jiwa dunia, yang tidak mudah dimengerti dan tidak perlu dijelaskan, karena itu rahasia yang aku sendiri tidak bisa memahaminya.

“Sebab dimana hatimu brada disitulah hartamu berada” Kalimat multi tafsir, yang tidak bisa diartikan hanya dengan membaca, untuk itu perlu direnungkan agar kau bisa menemukan hartamu itu.

Makin bingung….???????
Refleksi: Seorang dokter yang bijaksana berkata kepada saya, “Saya telah melakukan praktek dokter selama 30 tahun, dan saya telah menulis banyak sekali resep. Tapi lama-kelamaan saya mendapatkan pelajaran, bahwa untuk sebagian besar penyebab penyakit manusia maka obat yang terbaik adalah kasih sayang.”
“Bagaimana jika obat itu idak manjur?” tanya saya???????.
“Lipat duakan dosisnya,” jawabnya.

2. Begitu juga dengn harapan… harapan itu menurutku seperti jalan setapak di desa, yang apabila semakin banyak orang melaluinya maka jalan itu ada, namun bila tidak ada lagi orang yang melewatinya maka hilanglah jalan itu tertutup rumput dan belukar, maka tidak bisa dilalui dan jejaknyapun ikut menghilang.
Hal seperti di ataspun seringkali kita abaikan, orang lebih cenderung melihat apa yang ingin dilihat, bukan yang sebenarnya terjadi. Disaat ada daya yang menghendaki kau mewujudkan takdirmu kau akan diberi pertanda-pertanda yang tinggal kau baca dan artikan, namun pilihan dan keputusan ada di tangan kita, apakah diikuti atau diabaikan….
”Seperti saat seorang anak bercita-cita menjadi petani, kemudian ditengah jalan untuk mewujudkan, orang menganggap bahwa petani bukanlah pekerjaan yang terhormat, lalu dia memutuskan untuk menjadi polisi yang dianggap orang banyak lebih terhormat”
Maka dengan ketidakmampuan untuk membaca pertanda-pertanda, untuk mengartikan sub-bahasa dunia, kita tidak lagi menemukan harapan, karena jalan itu tidak kita lalui lagi, teralihkan dengan anggapan orang dan semak belukar.

penutup
Aku seringkali hanya melihat yang ingin dilihat, bukan yang sebenarnya terjadi, ketidakmampuan itu yang membuatku selalu mencoba memahami segala buah pikiran, buah pikiranku inipun bukan karena aku mengetahui sesuatu, tetapi tercipta karena aku tidak mengerti sesuatu itu, ide dan konsep yang abstrak serta tidak beraturan di atas memang membingungkan, namun dua sub-bahasa kurasa mampu membuka sedikit jalan. Perlu diingat makna sebenarnya tidak terdapat pada kata-kata namun pada pikiran orang yang membaca, dan aku percaya setiap orang memiliki pemaknaan yang berbeda, sehingga aku dengan sengaja menyamarkannya, membiarkan sang imaji melayang di sela-sela pikiran…
Perasaan Bingung, menciptkan penasaran, yang membuat kita ingin mengetahui, untuk kemudian membuka jalan bagi pemahaman.
Selama ini sedikit yang bisa memahami jalan pikiranku yang cenderung berbeda, padahal aku hanya mencoba melihat sesuatu dari sudut pandang lain atau dari berbagai sudut pandang. Tapi percayalah kadang2 sesuatu itu tidak perlu dimengerti, cukup dirasakan.

Maaf tulisan alakadarnya ini sangat tidak komprehensif, waktu yang sempit kupilih sebagai penyebabnya.
Selain itu gaya bahasaku mungkin merupakan masalah juga, yang kupilih sebagai alasannya.
Mungkin juga terlalu sedikit, erobik besok yang kupilih menjadi pembenarannya
Terimakasih mendorongku untuk menulis, kupilih sebagai kesimpulannya.


Selamat Berimajinasi.

Selasa, 22 Maret 2011

the best fantasy novel: PERCY JACSON


“alur cerita yang tak terduga, dibumbui pertualangan gila2an para
anak2 Dewa... menghidupkan imajinasi sampai sudut terkecil dalam pikiran”

Percy Jacson, Pokoknya gak akan nyesal beli buku ini, aq beli buku ini kira2 setahun yang lalu, mulai dari lighning thief dst-nya, sebelumnya sih aku sudah nonton filmnya yang menurutku lumayan, jadi gak begitu semangat baca novelnya, trus setelah bolak-balik halaman, ternyata novel PJ sangat imajinatif, buat imajinasi kita terjun bebas, kalau dibandingin dengan filmnya…. Kalah jauh pokoknya, ceritanya juga lebih lengkap dan mendetail sampai-sampai membuat kita terbawa untuk mencoba merasakan (mengkhayal) kejadian-kejadian di dalam ceritanya. Setelah habis satu buku dijamin langsung penasaran pengen lanjut ke buku berikutnya… Ke-5 serinya AJIB
Percy Jackson adalah seorang pemuda berusia dua belas tahun, penderita disleksia, dan hampir dikeluarkan dari sekolah asramanya.Suatu hari dia diberitahu bahwa dia adalah putra dewa Poseidon. Sejak itu dia harus menghadapi petualangan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Percy harus melawan berbagai monster dan bertemu dewa-dewi dari gunung Olympus yang ternyata masih ada di masa modern. Selain itu, petir milik dewa Zeus telah dicuri dan Percy adalah tersangka utamanya. Percy dan dua orang kawannya hanya punya waktu sepuluh hari untuk mencari dan mengembalikan benda keramat tersebut dan mencegah perang yang hampir pecah di Gunung Olimpus. Secara keseluruhan novel ini layak dibaca untuk penggemar novel fiksi ilmiah, khususnya mitologi yunani.
Setelah menghabiskan musim panas mencari petir milik Dewa Zeus, Percy Jackson ternyata belum bisa menikmati ketenangan. Kali ini dia kewalahan menghadapi teman barunya, Tyson, anak tunawisma berbadan besar dengan tingkah seperti anak kecil yang selalu mengikuti Percy ke mana pun dia pergi. Tiba-tiba Annabeth datang membawa kabar buruk: Perkemahan Setengah Dewa-satu-satunya tempat perlindungan bagi anak-anak setengah dewa—terancam dikuasai oleh para monster. Selain itu, sebuah pesan mimpi juga datang pada Percy yang menyiratkan bahwa sahabatnya, Grover, sedang berada dalam bahaya.
Untuk menyelamatkan Perkemahan Setengah Dewa, dan menemukan sahabatnya, Grover, Percy harus mengarungi Lautan Monster, tempat mengerikan yang dihindari oleh pelaut manapun. Dalam perjalanannya kali ini, ramalan yang disimpan rapat-rapat oleh Khiron dan para dewa dari Percy pun perlahan-lahan mulai terkuak.

Minggu, 13 Maret 2011

LUKA YANG MEMPERKAYA

Luka yang Memperkaya
Oleh: REZA A.A WATTIMENA
Hati terluka. Air mata menetes tanpa daya. Hidup terasa begitu sepi. Keluarga dan teman diam tersembunyi.
Itulah situasi batin orang-orang yang tersiksa. Hidup menggiring mereka ke ujung nestapa. Tak ada teman seperjalanan yang menguatkan. Yang ada adalah butir-butir kenangan akan pengkhianatan.
Seorang filsuf kontemporer terkemuka asal Slovenia, Slavoj Zizek, pernah menyatakan, bahwa hidup berasal dari katastrofi, atau bencana besar. Alam semesta bermula dari ledakan besar. Orang lahir ke dunia melalui penderitaan sang ibu. Cinta bukanlah gula kehidupan, namun justru sumber dari rasa sendu.
Maka orang perlu untuk melihat guncangan hidup sebagai bentuk kelahiran dari “yang lain”. Bahkan segala sesuatu yang di sekitar kita sekarang ini bermula dari sebuah bencana raksasa yang menimpa penguasa dunia sebelumnya, yakni dinosaurus. Maka guncangan bukanlah bagian dari kehidupan, melainkan justru kehidupan itu sendiri.
Situasi Batas
Manusia kerap kali terbentur situasi-situasi sulit dalam hidupnya. Situasi sulit ini menurut Karl Jasper, seorang filsuf Jerman, adalah situasi batas, termasuk di dalamnya adalah penderitaan, kematian, rasa bersalah, ketergantungan pada nasib, dan perjuangan di tengah bencana. Situasi batas ini membuat manusia sadar, betapa ia lemah dan tak berdaya. Situasi batas ini mengantarkan manusia pada kesadaran, bahwa Tuhan itu ada.
Dalam hidup kita dikepung oleh krisis tanpa henti. Kematian dari orang yang dicintai. Kehancuran bisnis yang dibangun di atas rencana dan mimpi. Hati yang terluka akibat pengkhianatan orang yang dikasihi. Sampai ditipu sahabat yang dipercaya.
Jasper mengajak kita menjalani semua ini dengan lapang dada. Krisis adalah situasi di mana manusia terbuka pada yang tak terbatas, atau Tuhan itu sendiri. Pada saat krisislah manusia menyadari, betapa ia bukan apa-apa. Krisis adalah pintu pencerahan dan penemuan kesejatian diri yang sesungguhnya.
Luka yang Memperkaya
Para pahlawan adalah mereka yang terluka. Medan perang menempa mereka. Luka tubuh adalah buktinya. Luka adalah simbol dari kepahlawanan yang perkasa.
Hal ini berlaku pula untuk luka mental. Kekecewaan dan penderitaan mental adalah simbol dari kepahlawanan jiwa. Orang perlu menyadari dan merawat luka itu dengan setia. Luka mental tidak boleh dilupakan, melainkan justru diterima dengan lapang dada.
Banyak orang takut akan lukanya. Lalu mereka tenggelam dalam hiburan semu, mulai dari alkohol, seks bebas, dan narkoba. Luka tidak jadi memperkaya, melainkan sesuatu yang berlalu tanpa makna. Buah dari semua itu adalah kedangkalan hidup di dunia.
Luka mental tidak pernah boleh dilupakan. Sayatan batin adalah simbol dari keperkasaan jiwa. Orang perlu melihatnya sebagai koleksi yang membanggakan. Penderitaan dan kekecewaan adalah piala-piala tanda keagungan jiwa.
Kesempatan
Luka adalah kesempatan. Krisis adalah peluang. Keduanya adalah peluang untuk menunjukkan, siapa kita sesungguhnya. Terlebih krisis adalah kesempatan untuk berbuat baik.
Kita seringkali melihat kekecewaan sebagai kerugian. Padahal kekecewaan adalah kesempatan untuk memaafkan. Kekecewaan adalah waktu yang tepat untuk berbuat baik. Kekecewaan adalah kesempatan bagi kita untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan.
Ketika bencana alam terjadi, itu adalah kesempatan untuk menolong mereka yang kesulitan. Ketika terjadi pengkhianatan maka itu adalah kesempatan untuk belajar tentang kesetiaan. Ketika terjadi banyak kejahatan, maka itu adalah kesempatan untuk memberi cinta yang menyegarkan.
Krisis juga kesempatan untuk membuktikan diri. Dengan krisis orang ditempa situasi, dan menjadi dirinya yang sejati. Orang hanya perlu bertahan melaluinya, dan semua akan selesai pada akhirnya. Pada saat itu orang merasa puas, karena ia memetik buah-buah dari kesulitan hidupnya.
Banyak orang patah karena krisis. Mereka putus asa lalu bunuh diri. Mereka tidak bertahan di dalam badai. Mereka takluk oleh hidup yang memang tak selalu adil.
Sikap semacam itu tidak bisa disalahkan. Itu juga bagian dari pilihan. Namun sebetulnya itu tidak perlu terjadi. Orang bisa melihat kekecewaan dan penderitaan hidup sebagai kesempatan untuk membuktikan diri, maupun untuk sungguh berbuat baik pada yang membutuhkan.
Absurditas Hidup
Seorang filsuf dan sastrawan Prancis, Albert Camus, pernah menulis, bahwa satu-satunya penjelasan atas banyaknya penderitaan yang tidak beralasan di dunia adalah, bahwa hidup itu pada hakekatnya adalah absurditas. Orang tidak bisa menjelaskan, mengapa mereka menderita. Orang juga tidak bisa menjelaskan, mengapa mereka yang tertimpa bencana. Hidup ini absurd karena tak pernah sepenuhnya terpahami.
Yang perlu dilakukan adalah menerima fakta absurditas itu sendiri, dan menjalaninya secara perlahan. Jika tidak orang akan terus terbentur, karena harapan tidak pernah sesuai dengan kenyataan. Orang akan bermimpi dan kecewa, karena mimpi tetaplah mimpi, tanpa realitas. Rasa putus asa ada di depan mata, juga disertai kecewa dan tangis.
Kita sering melihat betapa orang patah akibat kekecewaan. Kita juga sering melihat, betapa orang hancur, karena ditekan situasi. Namun sebetulnya mereka tidak perlu hancur, jika belajar menerima fakta absurditas hidup dan diri mereka sendiri. Mereka hanya perlu tertawa melihat, betapa hidup telah mempermainkan mereka.
Kekecewaan, penderitaan, dan krisis bukanlah bumbu kehidupan, melainkan justru esensi dari kehidupan itu sendiri. Absurd memang tetapi itulah yang terjadi. Bahkan awal mula alam semesta adalah sebuah katastrofi maha dasyat yang banyak disebut sebagai Dentuman Agung (the Big Bang). Kita tidak boleh lari darinya. Kita perlu memeluknya, merengkuhnya, dan bahkan mentertawakan absurditas dari semua yang ada. Hanya dengan begitu kita tidak tergoda untuk bunuh diri. ***
Penulis
Reza A.A Wattimena
Dosen Filsafat Politik,
Fakultas Filsafat UNIKA Widya Mandala, Surabaya

Selasa, 08 Maret 2011

Jago Mencari Uang Tidak Sama Dengan Jago Mengatur Uang

Jago Mencari Uang Tidak Sama Dengan Jago Mengatur Uang

“Wow, you are good in making money!”, “Wuihh, target sales setahun sudah dapat di bulan ke 6.”, “Jago sekali Anda, profit perusahaan naik dua kali lipat.” beberapa kata diatas mungkin sering kali terdengar ditelinga Anda. Bisa jadi kata-kata tersebut ditujukan ke Anda, atau bahkan orang lain. Faktanya, dalam dunia profesional dan/atau dunia kerja, sering kali kita temui orang-orang yang memiliki kelebihan maupun keunggulan dalam mencari uang. Singkat cerita tipikal orang yang seperti itu umumnya akan menjadi aset yang berharga bagi perusahaan. Tapi pertanyaannya, apakah seseorang yang mahir alias jago mencari uang menjadi jaminan bahwa dirinya juga handal dalam mengelola serta mengatur keuangan pribadi? Jawabannya belum tentu. Tidak sedikit orang-orang yang konon katanya mahir dalam mencari uang (Good in making money) dalam perusahaan, memiliki masalah dalam keuangan pribadinya. Ada juga yang mampu menciptakan profit hingga berlipat-lipat di tempat kerja, tapi ternyata terlilit hutang yang besar dalam kehidupan pribadinya. Apakah hal tersebut menimpa rekan Anda, keluarga Anda, kolega Anda, atau bahkan Anda sendiri? Satu kata yang mampu menjabarkan kondisi tersebut adalah, Ironis. Yup, sangat ironis ketika melihat seseorang yang handal dalam mencari uang di tempat bekerja, tetapi memiliki masalah keuangan bertumpuk dalam keuangan pribadi.
Mari kita telaah lebih lanjut mengenai fenomena ini. Dalam bisnis, mungkin Anda pernah mendengar istilah “Do You Run Your Business, or Your Business Runs You?”, dalam Bahasa Indonesia pengertiannya pertanyaan tersebut adalah apakah Anda yang menjalankan bisnis Anda dan memiliki kekuasaan yang besar dalam mengatur jalannya bisnis Anda. Atau sebaliknya, Bisnis Anda mengendalikan kehidupan Anda. Konteks yang serupa pun bisa dianalogikan ke dalam uang. Sederhananya adalah “Do You Run Your Money, or Money Runs You?”. Apakah Anda memiliki kendali penuh dalam mengatur dan pengelolaan uang Anda, atau uang yang mengatur kehidupan Anda? Jika berbicara mengenai uang dan kebutuhan, sangat erat kaitannya. Apa lagi jika berbicara mana yang lebih dulu muncul, apakah uang terlebih dahulu, atau kebutuhan terlebih dahulu? Serupa dengan telur dan ayam, mana yang duluan. Ada yang berpendapat uang dulu yang dipikirkan, baru penuhi kebutuhan sesuai dengan uang yang ada. Ada juga yang berpendapat kebutuhannya dulu yang ditargetkan, kemudian cari uangnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tidak ada yang salah ataupun yang paling benar dalam hal ini. Keduanya dapat digunakan sebagai pendekatan awal agar terbiasa dengan pengaturan keuangan yang baik.
Kunci awal agar seseorang dapat mengatur keuangan dengan baik terletak kepada fokus tujuannya. Banyak kesalahan yang terjadi lantaran seseorang tidak memiliki tujuan yang jelas dalam kondisi keuangannya. Sehingga, sampai sebesar apapun uang yang dapat dihasilkan, tidaK dapat memenuhi jawaban atas kebutuhan mereka. Sebagai contoh sederhana, berapa banyak orang yang berfikir bahwa satu-satunya solusi agar permasalahan keuangan mereka terselesaikan adalah dengan adanya kenaikan income. Atau lebih sederhananya lagi adalah, “Saya baru akan bisa menabung, kalau memiliki panghasilan yang lebih besar dari ini.”. Secara logika dan perhitungan sederhana memang masuk akal, semakin tinggi penghasilan yang diterima maka semakin besar juga uang yang bisa disimpan. Akan tetapi, fakta yang sering kali muncul dilapangan adalah, “Semakin tinggi penghasilan, semakin tinggi pengeluaran.”. Oh ya? Masa sih? Mungkin Anda tidak percaya hal tersebut. Tapi coba perhatikan lingkungan sekitar, atau mungkin pengalaman pribadi Anda. Berapa banyak orang yang berkata, “Nanti aja deh nabung, Ntar aja deh Investasi, kalau uangnya udah banyak.”. Ironisnya pada saat mereka sudah memiliki uang yang lebih banyak karena gaji naik atau apapun itu, tetap saja mereka tidak bisa menabung. Fenomena ini yang akhirnya menjawab pertanyaan, dimana kenaikan penghasilan belum tentu menjadi jawaban atas semua permasalah keuangan. Kuncinya ada dalam pengaturan yang bijak. Pengaturan keuangan idealnya diawali dengan tujuan dan juga fokus. Apa yang ingin dicapai, kemana arah yang ingin dituju, berapa besar uang yang harus tersedia. Apa pun bahasanya, intinya adalah mengenai tujuan. Semakin fokus dan semakin jelas tujuannya, maka semakin besar potensi seseorang untuk dapat mengatur keuangan dengan bijak. Yang menjadi bahaya adalah pada saat tidak ada tujuan. Berapa besar uang yang diperoleh, tetap habis juga untuk sebuah alasan yang kadang tidak jelas. Seberapa sering Anda berbelanja atau membeli barang akan tetapi setelah tiba di rumah, Anda bingung barang tersebut untuk apa. Ingat kunci ada di tujuan Anda.
Sedikit sharing tentang pengalaman seseorang. Sebut saja dia adalah Boy, seorang laki-laki usia 25 tahun. Fresh greduate, baru bekerja kurang lebih 2 tahun dengan penghasilan 3,5 Juta rupiah per bulan. Dua tahun yang lalu, Boy bingung untuk apa uang yang dia dapatakan. Belum menikah, tinggal di kos-kosan, dan baru saja mencicipi dunia kerja. Singkat cerita, masih anak kemarin sore. Dalam masa kebingungannya, setiap bulan gaji Boy selalu habis tidak jelas untuk apa. Samapi satu titik tiba-tiba Boy menginginkan sebuah tempat tinggal sederhana untuk dirinya selama Boy bekerja di Jakarta. Tercetuslah sebuah ide untuk memiliki apartemen sederhana, sebut saja apartemen bersubsidi. Tidak lama setelah terlintas, Boy mencari seluruh informasi terkait dengan apartemen tersebut. Singkat cerita seluruh informasi sudah diperoleh, dan setalah dihitung-hitung ternyata Boy mampu mendapatkan apartment itu dengan catatan harus bisa mengatur keuangan dan juga melakukan investasi rutin dengan cara menyisihkan sebagian gaji yang diterima. Seiring waktu berjalan, setelah 2 tahun berlalu. Akhirnya aprtemen impian pun sudah bisa didapat. Meskipun masih mencicil, tapi cicilan tersebut pun bukan menjadi masalah karena Boy terbiasa mengatur keuangan secara bijak sesuai dengan kondisi yang ada.
Melihat contoh kasus diatas, berapa banyak orang yang memiliki gaji lebih besar dari Boy, tetapi mereka tidak bisa menabung. Berapa banyak orang yang sudah bekerja puluhan tahun, tetapi mereka tidak memiliki aset atas nama pribadi. Hati-hati, semakin tinggi penghasilan tidak menjamin Anda terlepas dari permasalahan keuangan. Godaan terbesar dalam pengaturan keuangan terletak pada diri sendiri, gaya hidup dan faktor lingkungan pun tidak ubahnya selalu menjadi dorongan bagi seseorang untuk beralasan mengapa mereka tidak dapat mengatur keuangan dengan bijak. Segala keputusan pada saat membeli sesuatu ataupun bertransaksi selalu muncul dari diri sendiri. Anda yang memutuskan apa yang ingin Anda lakukan. Jadi, jika Anda tidak bisa mengatur keuangan dengan baik, jangan salahkan orang lain. Salahkan diri sendiri, kenapa saya tidak bijak dalam mengatur keuangan? Fokus pada tujuan dapat menjadi perisai yang baik pada saat Anda berada pada posisi yang dilematis. Selama Anda tahu tujuannya apa, dan kemana arahnya dengan jelas, maka Anda juga akan lebih mudah mengetahui mana yang terbaik untuk Anda. Ingat menara kontrol dalam pengaturan keuangan ada di dalam diri Anda. Bukan dari berapa besar uang yang Anda hasilkan, tapi seberapa bijak Anda mengatur keuangan Anda. Have Fun with your Money…
Penulis. Budi Triadi Pratama, S.Mn, RIFA, RFA®

Kamis, 03 Maret 2011

Membaca=Bingung

Membaca=Bingung
MEDIKA HERMAWAN


Ada tren yang bisa dibilang sedang menjamur di kalangan penulis Indonesia, yaitu “membuat pembaca Indonesia bingung dengan tulisan yang dibuatnya”, entah karena pengetahuan yang berlebih, atau kemampuan intelektual bangsa ini yang dinilai sudah mumpuni sehingga tulisan-tulisan dalam litelatur masa ini terasa sangat berat untuk dilahap. Contoh kasusnya adalah penggunaan kata serapan dalam setiap karya tulis, yang seringkali menyulitkan, sehingga memerlukan energy dalam jumlah yang besar untuk memahaminya dan mengetahui kulit luarnya saja……….
Contoh:
“Kepemimpinan berurusan dengan dinamika sistem, mekanisme, atau masinesasi sosial dan orientasi humanis dalam seluruh hakikat serta aspek kepemimpinan.
Faktor ini sangat menekankan tentang unsur manusia dan orientasi kemanusiaan dalam lingkup dimana kepemimpinan ini dijalankan, yang menentukan segla sesuatu dalam kepemimpinannya.”

Tulisan seperti di atas memang terlihat berbobot, tergambar bahwa orang yang menulis memiliki pengetahuan yang luas, namun apalah artinya jika maksud yang hendak disampaikan tidak tersosialisasi dengan baik, bahkan membuat pembaca bingung karena akan muncul tafsiran dengan berbagai versi yang berbeda, sehingga tidak heran apabila minat baca terhadap litelatur perkuliahan sengat rendah, karena pembaca cendrung memilih bacaan yang lebih ringan……….
Kata serapan yang seharusnya menjadi sarana untuk memudahkan kita memahami kata-kata asing malah menimbulkan permasalahan-permasalahan kebahasaan, hal tersebut dikarenakan Banyak kata-kata yang diserap secara utuh tanpa melalui penyesuaian dalam kaidah di dalam penulisan (Anomali), diperparah lagi sekarang muncul trend menambahkan ‘sasi’ pada kata-kata yang tidak tepat.
Contoh:
Kata serapan dari bahasa Inggris yang aslinya berakhir dengan "tion” yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan mengalami penyesuaian sehingga berubah menjadi "si" diakhir kata berlangsung dengan frekwensi sangat tinggi. kenyataan ini melahirkan masalah kebahasaan yaitu munculnya akhiran sasi yang melekat pada kata-kata yang tidak berasal dari bahasa Inggris, seperti:
Islamisasi - islam + sasi
kristenisasi - kristen + sasi
neonisasi - neon + sasi
polarisasi - pola + sasi
jawanisasi - jawa + sasi
Epenisasi - Epen + sasi
Hmmmmmmmmmm……………………………………..

ada baiknya untuk memudahkan pembaca memahami tulisan-tulisan ilmiah, bahasa yang digunakan dibuat seperti novel dengan alur yang dibumbui metafor-metafor, jadi kita bisa membaca tesis,skripsi,LA,berjam-jam tanpa bingung sekaligus mengerti isinya………….

M-10.BKS

NOVEL WAJIB ( THE ALCHEMIST, PAULO COELHO)


"Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita?" tanya si anak, ketika mereka mendirikan tenda pada hari itu."Sebab, di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada." Demikian selintas percakapan antara sang Alkemis dan Santiago, anak gembala yang mengikuti suara hatinya dan berkelana mengejar mimpinya. Perjalanan tersebut membawanya ke Tangier serta padang gurun Mesir, dan di sanalah dia bertemu sang alkemis yang menuntunnya menuju harta karunnya, serta mengajarinya tentang Jiwa Dunia, cinta, kesabaran, dan kegigihan. Perjalanan itu pulalah yang membawanya menemukan cinta sejatinya: Fatima, gadis gurun yang setia menanti kepulangannya.
"waktu jalan-jalan ke palasari gk sengaja mataku tertuju pada buku ini, gk tau kenapa aku jadi tertarik trus langsung beli, dan malamnya aku langsung akrab dengan tulisan bang Paulo, enak dibaca, tata bahasanya luar biasa... rasanya nyesal baru baca novel sebagus dan seterkenal ini baru sekarang. setelah puas berimajinasi ria dengan novelnya langsung aja aku rekomendasikan kepada tema-teman... dan... mereka juga sependapat denganku, Mantap... Sekarang tinggal berburu novel-novel bang Paulo Lainnya, semoga lebih dasyat."
 
Novel ini adalah karya Coelho yang paling terkenal diantara karyanya yang lain dan terjual dalam jumlah besar (best seller), Sang Alkemis telah menjadi salah satu buku yang paling banyak dibaca di dunia. Novel ini bercerita tentang petualangan seorang anak gembala bernama Santiago untuk mendapatkan harta karun yang muncul di mimpinya. Bermula dari mimpinya tentang harta karun di sebuah gereja kecil, dan bebekal petunjuk dan ilham dari Raja Tua, sang anak gembala akhirnya menjual seluruh domba-dombanya untuk pergi ke piramida-piramida menemukan harta karunnya. Perjalanan inilah yang juga membawanya menemukan cinta sejatinya: Fatima, gadis gurun yang setia menanti kepulangannya. Setiap episode perjalannya akan memberikan banyak inspirasi secara simbolis kepada pembaca terutama mengenai perihal keberanian dan perjuangan meraih mimpi dan pengenalan akan harta yang sejati. Banyak karakter-karakter yang kuat dan signifikan dalam novel ini, salah satunya adalah seorang raja tua yang mengatakan “When you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it.” Hal ini yang menjadi filosofi inti dari novel ini. Kisah sederhana yang indah dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Pada buku ini Coelho menuliskan alur penceritaan simbolik yang mendorong pembacanya agar mengejar mimpi mereka selain itu banyak cerita yang berkaitan dengan Alkitab dan agama Kristen.
Dalam kisah ini Paulo sering kali menegaskan bahwa, jika kita memiliki suatu keinginan, maka seluruh jagat raya akan bersatu padu membantumu untuk mewujudkannya. Hal yang perlu kita lakukan hanyalah membaca dan mengikuti setiap pertanda yang telah diberikan Yang Maha Kuasa. Karena sesungguhnya Tuhan telah menyiapkan jalan yang harus dilalui masing-masing orang. Pelajaran yang bisa diambil tidak hanya soal pencapaian seorang manusia atas apa yang ingin dituju. Penulis juga banyak bercerita tentang hati, cinta, dan juga garis kehidupan manusia yang telah tertulis oleh Sang Pencipta.
The Alchemist diterbitkan pertama kali di Brazil pada tahun 1988 dalam bahasa Portugis. Novel Pulo Coelho ini telah diterjemahkan dalam 56 bahasa dan memenangkan Guiness World Record sebagai novel yang paling banyak diterjemahkan dimana penulisnya masih hidup. Novel ini telah terjual sebanyak 65 juta kopi di 150 lebih negara. Agaknya novel ini bisa disebut sebagai salah satu novel terlaris sepanjang masa. Paulo Coelho. Nama penulis kelahiran Rio de Jainero ini sudah sering gue denger sebelumnya, tapi baru sekarang gue sempat membaca karya terpopulernya, The Alchemist. Novel yang diterbitkan pada tahun 1988 dengan judul asli O Alquimisto, sudah diterjemahkan ke dalam 56 bahasa asing dan menjadi karyanya yang paling digemari oleh pembaca.
The Alchemist adalah salah satu buku yang wajib hukumnya untuk dibaca. Mau baca yang versi terjemahannya pun oke, karena bahasanya tidak kaku. Selain itu pembaca juga tidak kehilangan pesan dan feel yang ada dalam cerita. Lebih baik terlambat [membaca karya Paulo Coelho] daripada tidak sama sekali.
“Dan Tuhan jarang sekali mengungkapkan masa depan. Kalaupun Dia melakukannya, alasannya hanya satu: masa depan itu telah digariskan untuk diubah”
Dan, berangkali benar kata ‘the Old King’,

"setelah baca semua kita langsung sadar dengan keapatisan kita terhadap tanda2 dari alam, dan buat kita menghargai setiap mimpi-mimpi, harapan yang ingin terjadi kelak."

Rabu, 02 Maret 2011

Soeharto dan Yesus

Majalah Tempo, Soeharto dan Yesus
Oleh: Pdt Daniel Taruli Asi Harahap
http://rumametmet.com
Terus terang Tempo adalah satu-satunya media nasional yang melegakan hati saya di hari-hari terakhir sakit mantan presiden Soeharto sampai kepada kematiannya dan pemakamannya. Ketika seluruh media televisi tiba-tiba secara memualkan mendaulad Soeharto sebagai seorang “santo”, “aulia” atau “pahlawan suci tak bercela” hanya majalah Tempolah yang tetap menjaga dirinya kritis dan jernih memandang bekas penguasa digdaya Indonesia selama 32 (tiga puluh dua) tahun. Jauh sebelumnya, Tempo jugalah satu-satunya majalah yang serius melakukan investigasi melacak kekayaan Soeharto dan keluarganya. Tanpa harus mencemooh dan memaki-maki memakai bahasa vulgar, Tempo tetap pada pendiriannya bahwa Soeharto yang setelah mundur dari presiden menjadi manusia tua renta itu adalah figur yang penuh kontroversi di saat berkuasa, yang cenderung menganggap dirinya sebagai raja dengan restu ilahi yang kata-katanya bak sabda tak tersanggah, dan melakukan banyak kekerasan sekehendak
hatinya. Dari Tempo jugalah saya sering tahu hal-hal kecil tapi aneh di sekitar lingkaran kekuasaan yang menggelitik hati untuk berpikir dalam. Salah satu kejanggalan itu: walaupun para mantan pejabat dan tokoh seakan ber-koor meminta masyarakat memaafkan mantan presiden Soeharto namun anak-anak Soeharto sendiri rupanya sama sekali tidak mampu memaafkan Habibie dan Harmoko, yang terbukti dari penolakan kehadiran keduanya untuk menjenguk mantan bossnya. Padahal Habibie sudah jauh-jauh terbang dari Jerman.
Namun hari-hari ini Tempo dikecam habis-habisan oleh orang Kristen (tidak semua) atas covernya yang dianggap sensasional. Dan Tempo meminta maaf. Cover itu sendiri diakui oleh perancangnya diilhami oleh lukisan Leonardo Davinci “The Last Supper”, perjamuan terakhir Yesus bersama murid-muridNya sebelum Dia disalibkan. Namun tokoh-tokoh yang duduk di sekitar meja perjamuan itu adalah Soeharto, dan anak-anaknya (Tutut di kanan dan Sigit di kiri, dan Tomi sedang berbisik entah apa). Postur tubuh tokoh-tokohnya persis lukisan Last Supper. Saya sendiri mengaku ketika pertama kali melihat cover itu terperanjat dan
bertanya-tanya: apa hubungannya? Mengapa desainer itu melukiskan Soeharto seperti Yesus sedang makan Paskah terakhir sebagaimana lukisan Davinci itu?
Saya mengakui sebenarnya lukisan Last Supper itu adalah imajinasi Davinci sendiri (sebab Yesus dan murid-muridNya tidak terbiasa duduk di kursi memakai meja) yang memakai kerangka berpikir Eropah abad pertengahan. Wajah Yesus adalah wajah Yesus yang dibayangkan oleh sang pelukis. Kita semua tahu bahwa pada masa itu sama sekali belum ada kamera dan wajah Yesus baru “dilukis” sesudah beberapa abad kematianNya. Karena itu dari segi agama sebenarnya tidak ada penodaan atau pelecehan. Tapi tunggu dulu. Sebagian orang Kristen, terutama dari kalangan Katolik dan ortodoks memperlakukan lukisan tokoh-tokoh
Alkitab dan bapa-bapa gereja tidak sekadar lukisan atau dekorasi, tetapi bagian dari perlengkapan ibadah, bahkan ikon, benda suci, Kitab Suci dalam rupa atau gambar. Disinilah masalahnya. Tempo tentu bisa dianggap tidak sensitif terhadap keyakinan pemeluk agama Kristen khususnya Katolik yang meninggikan lukisan-lukisan agama itu. Namun bukan hanya umat Katolik yang merasa terusik. Lukisan Davinci telah lama merasuk ke dalam kehidupan umat Kristen secara keseluruhan. Lukisan itu begitu banyak dipasang di ruang tamu Kristen (bukan hanya Katolik) dan menjadi simbol kekristenan yang paling populer sesudah
salib. Apalagi lukisan itu merujuk kepada sakramen perjamuan kudus yang diamanatkan oleh Yesus. Pertanyaan di sini: mengapa Tempo menggunakan simbol keagamaan yang sangat penting ini untuk pemberitaannya tentang Soeharto setelah dia (Soeharto) pergi? Namun jangan gusar. Bukan Tempo yang pertama kali mengutak-atik lukisan Last Supper. Kalau tidak percaya: googling saja atau lacak saja di internet. Dengan mudah kita bertemu lukisan atau karikatur yang mengambil Last Supper sebagai inspirasinya. Sebagian inspiring dan sebagian lagi konyol.
Kebetulan saya bukan kritikus seni. Sebab itu saya mencoba memahami makna cover Tempo itu dengan logika saya sendiri. Terus terang, awalnya sulit sekali bagi saya memahami kenapa sang perancang cover menyamakan Soeharto dengan Yesus. Kedua tokoh ini menurut saya berbeda bagaikan langit dan bumi. Yesus seorang miskin papa dan tidak meninggalkan warisan sedikit pun bahkan tidak punya rumah. Soeharto kaya raya dan pernah disebut Forbes sebagai salah satu orang terkaya di dunia dan dituduh mendapatkan harta itu dengan tidak sah. Yesus tidak memiliki anak atau keturunan sementara Soeharto punya anak cucu
yang senantiasa disokong dan diistimewakannya berbisnis selama dia berkuasa. Yesus tidak pernah menjadi penguasa politik dan militer. Soeharto adalah presiden 32 tahun dan jenderal besar. Yesus tidak pernah melakukan kekerasan. Soeharto (sesuai pengakuannya sendiri) menganggap kekerasan itu perlu. Lantas apa hubungan antara Yesus dan Soeharto kecuali sama-sama anak desa? Mengapa si perancang melukis Soeharto bagaikan Yesus di hari terakhir kehidupannya? Saya tidak yakin Tempo bodoh atau lugu. Juga saya tidak yakin Tempo ingin menghina agama Kristen yang saya anut sebab selama bertahun-tahun membaca Tempo saya menangkap komitmen Tempo kepada pluralitas agama dan budaya. (Namun saya percaya Tempo kadang butuh sensasi menaikkan oplah). Lantas selain sensasi dalam rangka menaikkan tiras apa pesan yang mau disampaikan majalah kesukaan saya ini?
Setelah membaca seksama keseluruhan laporan utama majalah Tempo tentang sepak-terjang Soeharto dan anak-anak serta cucunya, saya berkesimpulan Tempo sedang menyindir. Ya itu gaya khas Tempo (juga kebiasaan orang Timur baik-baik). Dia menyindir bangsa ini, orang-orang Kristen dan beragama lainnya, dan mungkin juga menyindir media-media lain yang tiba-tiba mengangkat Soeharto menjadi orang suci tanpa cela (dengan melupakan begitu saja pembantaian terhadap orang PKI, korban operasi militer di Aceh dan Papua, kerusuhan Mei yang menyengsarakan puluhan ribu warga Tionghoa, kebangkrutan ekonomi dll).
Sindiran itu kena. Saya merasa ditohok, sebab saya tahu betul ada banyak sekali orang Kristen (juga orang beragama lainnya) yang diam-diam atau terang-terangan memuja Soeharto seperti seorang “tuan dari segala tuan” dan “raja dari segala raja” yang harus ditaati mutlak atau tanpa syarat. Ya banyak orang di saat Soeharto berkuasa dan apalagi setelah matinya menganggap dia bagaikan “juruselamat” bangsa ini. Dengan memparodikan lukisan Davinci, Tempo sedang membuat Yesus (secara tersirat tokoh-tokoh luhur penganjur iman lainnya) sebagai cermin bagi Soeharto dan semua orang berkuasa dan berambisi berkuasa mutlak. Alih-alih menghina Yesus, majalah yang didirikan oleh Gunawan Mohammad itu justru meninggikan Yesus yang sepanjang hidupNya
memilih kesederhanaan, kebenaran, cara-cara tanpa kekerasan, dan jauh dari kekuasaan duniawi. Sebaliknya tentang Soeharto tahu sendirilah. Sebab itu menghadapi sindiran semacam itu saya dan kita seharusnya senyum (walau muka memerah) dan bukannya marah-marah. Apalagi tanpa membaca laporan yang ada dibalik cover majalah itu.
Sebab itu saya sama sekali tidak tersinggung dengan cover Tempo yang mengambil inspirasi dari lukisan terkenal Leonardo Davinci. Malah saya bersyukur. Cover Tempo itu dan terutama laporan di dalamnya bukan saja memberi saya informasi “enak dibaca dan perlu” tentang Soeharto, tetapi juga mendorong saya merenung ulang tentang apa sebenarnya yang disebut menjadi kristen atau pengikut Yesus di Indonesia yang centang-perenang ini. Yaitu: menjadikan hidup Yesus sebagai teladan atau acuan. Silahkan catat: inilah sikap hidup Yesus yang harus juga ada pada orang-orang yang mengatakan diri sebagai pengikutNya: mengambil resiko mengatakan yang benar, tidak mau menggunakan kekerasan, dan suka membela orang miskin dan tersingkirkan. Jujur,
sedikit-banyak sikap itu saya temukan secara konsisten pada orang-orang Tempo. Namun saya mau tanya terutama kepada kawan-kawan saya Kristen: apakah sikap hidup Yesus itu juga ada pada Anda yang hari-hari ini merasa imannya terusik dan tersinggung. Jika tidak, diamlah [.]